Apakah Anda memiliki masalah dengan noda hitam atau kulit yang lebih gelap hingga mengganggu penampilan? Kondisi ini secara medis dikenal sebagai hiperpigmentasi. Lantas apa penyebab dan bagaimana cara mengobati hiperpigmentasi pada kulit? Yuk, simak penjelasan berikut ini!
Table of Contents
ToggleApa Itu Hiperpigmentasi?
Gejala hiperpigmentasi adalah kondisi kulit yang disebabkan oleh peningkatan produksi melanin. Melanin adalah pigmen yang memberikan warna pada kulit, rambut, dan mata. Ketika orang sehat, warna kulitnya terlihat normal. Dalam kasus penyakit atau cedera, kulit yang lebih gelap.
Hiperpigmentasi adalah kondisi kulit memproduksi melanin dalam jumlah berlebihan. Bintik atau noda hitam pada kulit umumnya dapat muncul di bagian area tubuh manapun. Terdapat beberapa faktor yang bisa meningkatkan produksi melanin di dalam area tubuh sehingga timbul masalah hiperpigmentasi kulit, diantaranya:
-
Cedera atau peradangan pada kulit akibat kondisi luar atau bahan kimia yang membahayakan kulit seperti jerawat, luka bakar, atau luka goresan.
-
Terkena sinar matahari yang terlalu sering atau lama.
-
Penuaan pada kulit.
-
Perubahan hormon, contohnya pada ibu hamil atau pasca tindakan medis tertentu.
-
Penggunaan obat tertentu, misalnya pil KB, obat kemoterapi, dan juga obat yang bisa meningkatkan sensitivitas kulit terhadap sinar matahari.
-
Penyakit addison, yaitu kondisi medis yang mengganggu kelenjar adrenal.
-
Hemokromatosis, yakni kondisi yang membuat tubuh mempunyai kadar zat besi secara berlebihan.
Jenis Hiperpigmentasi Kulit
Berdasarkan gejala dan pemicu hiperpigmentasi, hiperpigmentasi kulit dibagi menjadi berbagai jenis. Berikut ini adalah jenis-jenis hiperpigmentasi kulit.
1. Melasma
Melasma merupakan kondisi hiperpigmentasi yang ditandai dengan munculnya bercak gelap pada kulit wajah. Melaslma ialah satu jenis hiperpigmentasi pada sel kulit yang disebabkan oleh perubahan hormon.
Pada umumnya, melasma terjadi pada wanita hamil, karena pada saat hamil sering terjadi perubahan hormon yang signifikan dan memengaruhi produksi melanin. Meskipun begitu, bukan berarti melasma hanya terjadi pada wanita hamil atau wanita pada umumnya, namun pria juga bisa mengalami melasma yang yang ditandai dengan munculnya bercak gelap pada kulit wajah.
2. Lentigo
Lentigo merupakan jenis hiperpigmentasi kulit yang disebabkan oleh paparan sinar matahari. Pada saat Anda terpapar sinar matahari terlalu sering dan menyengat, tubuh Anda akan secara otomatis memproduksi lebih banyan melanin untuk melindungin kulit Anda terpapar sinar matahari jangka panjang.
Lentigi dapat terjadi pada area kulit wajah dan juga tangan. Hiperpigmentasi kulit lentigo memiliki bentuk yang tidak beraturan dan lerihat garis atau batas yang jelas. sehingga warna kulit tidak merata dan belang.
Baca Juga: Apa Penyebab Warna Kulit Tidak Merata? Kenali 4 Faktornya
3. Peradangan Kulit
Hiperpigmentasi kulit juga bisa disebabkan oleh peradangan pada kulit. Biasanya ada beberapa bagian kulit yang memiliki warna lebih gelap dibanding warna kulit lainnya setelah terjadinya peradangan pada kulit.
Peradangan kulit yang dimasuk termasuk timbulnya penyakit eksim, atau penyakit kulit seperti jerawat, lupus, atau cedera pada kulit lainnya.
4. Post Inflammatory Hyperpigmentation
Post-inflammatory hyperpigmentation atau hiperpigmentasi pascainflamasi terjadi karena adanya peradangan atau cedera pada kulit. Oleh sebab itu, terdapat beberapa bagian kulit yang warnanya lebih gelap daripada muncul di area kulit lainnya sesudah terjadinya peradangan tersebut.
Penyebab hiperpigmentasi pascainflamasi ini bisa dipengaruhi oleh eksim, jerawat, lupus, atau cedera kulit lainnya. Biasanya, peradangan kulit ini sering kali dialami oleh orang-orang yang kulitnya bercak gelap.
5. Hiperpigmentasi Akibat Penggunaan Obat-obatan
Efek samping obat-obatan juga dapat menyebabkan hiperpigmentasi pada kulit. Jenis obat yang bisa menyebabkan kondisi ini termasuk obat antimalaria dan antidepresan trisiklik.
Selain itu, penggunaan obat topikal yang dioleskan langsung pada kulit juga dapat menjadi pemicu hiperpigmentasi. Oleh karena itu, Anda perlu lebih waspada saat menggunakan berbagai obat oles atau salep.
Penyebab Hiperpigmentasi Kulit
Hiperpigmentasi kulit terbagi menjadi berbagai macam jenis berdasarkan penyebabnya, yaitu sebagai berikut:
1. Peradangan atau Iritasi
Ketika mengalami hiperpigmentasi mungkin Sebagian orang tidak akan menyadarinya. Menurut American Academy of Dermatology, iritasi dapat disebabkan oleh jerawat, eksim, gigitan serangga, atau goresan. Ketika gejalanya memburuk, itu menyebabkan iritasi kulit. Peradangan ini menyebabkan sel-sel tumbuh di kulit, meninggalkan jerawat dan bekas luka. Membuat warna kulit tidak merata dan menjadi belang.
2. Faktor Kehamilan
Gangguan pigmentasi kulit akan mempengaruhi warna kulit seseorang. Beberapa gangguan pigmen hanya mempengaruhi jumlah kulit tertentu. Salah satunya disebabkan oleh kehamilan. Karena perubahan hormonal selama kehamilan, kulit terlihat lebih gelap dari biasanya. Kulit hitam saat hamil adalah normal dan kembali normal.
3. Riwayat Vitiligo
Kulit belang bisa menjadi tanda vitiligo. Ini adalah kondisi di mana kulit tampak cerah hanya di bagian tubuh tertentu saja. Vitiligo adalah suatu kondisi yang menyebabkan bintik-bintik berwarna terang pada kulit. Tentunya hal Ini berbeda albino.
4. Pengaruh Penggunaan Obat-obatan
Efek samping dari beberapa jenis obat dan pil KB juga dapat menyebabkan hiperpigmentasi pada kulit, seperti obat antimalaria atau antidepresan trisiklik. Penggunaan obat jenis topikal atau yang dioleskan pada kulit juga dapat menjadi penyebab hiperpigmentasi. Oleh karena itu, disarankan untuk berhati-hati saat memakai berbagai jenis obat-obatan oles atau salep.
5. Penyakit Addison
Penyakit Addison adalah gangguan pada kelenjar adrenal yang dapat menjadi penyebab hiperpigmentasi di beberapa bagian tubuh. Biasanya, hiperpigmentasi terjadi atau muncul di area yang sering terpapar sinar matahari. Area kulit yang biasanya mengalami hiperpigmentasi karena penyakit ini meliputi lipatan kulit, bibir, lutut dan siku, jari kaki, serta bagian dalam pipi.
6. Paparan Sinar Matahari
Akibat paparan sinar matahari dalam jangka waktu yang lama tanpa perlindungan sunscreen SPF 30 dapat memicu timbulnya hiperpigmentasi. Hal ini terjadi karena sinar matahari yang mengandung ultraviolet (UV) merangsang produksi melanin secara berlebihan, yang menyebabkan hiperpigmentasi atau penggelapan pada area kulit tertentu. Untuk mencegah efek paparan sinar matahari berlebih, sangat penting menggunakan tabir surya secara rutin saat beraktivitas di luar ruangan.
Tanda-Tanda Hiperpigmentasi
Hiperpigmentasi dapat menunjukkan beberapa tanda-tanda yang mudah dikenali. Salah satu tanda yang paling umum adalah munculnya bercak-bercak gelap pada kulit. Bercak ini bisa berwarna coklat, hitam, abu-abu, merah, atau bahkan merah muda, tergantung pada penyebab dan jenis hiperpigmentasi yang dialami.
Selain itu, perubahan warna kulit yang tidak merata juga menjadi tanda hiperpigmentasi. Kulit yang terkena hiperpigmentasi sering tampak belang atau memiliki bercak-bercak yang berbeda warna. Hal ini bisa terjadi akibat paparan sinar matahari yang berlebihan atau peradangan pada kulit.
Bintik-bintik atau flek-flek pada kulit juga merupakan tanda hiperpigmentasi. Bintik-bintik ini sering kali muncul di area yang sering terpapar sinar matahari, seperti wajah, tangan, dan leher. Oleh karena itu, penting untuk selalu melindungi kulit dari paparan sinar matahari untuk mencegah munculnya bercak gelap dan perubahan warna kulit yang tidak merata.
Baca Juga: Ketahui 8 Cara Menghilangkan Kulit Bertekstur dengan Baik dan Benar
Cara Mengatasi Hiperpigmentasi
Penyebabnya hiperpigmentasi juga mungkin berbeda. Meskipun umumnya tidak berbahaya, pigmentasi berlebihan dapat memengaruhi dan mengganggu penampilan. Namun, ada cara-cara untuk dapat mengatasi hiperpigmentasi ini:
1. Rutin Menggunakan Retinol
Retinol sendiri merupakan turunan vitamin A yang mendorong regenerasi sel kulit dan mengurangi munculnya bercak gelap pada wajah.
Retinol juga biasa digunakan untuk mengobati tanda-tanda penuaan wajah, seperti Kerutan atau garis halus yang muncul di wajah tertentu. Retinol umumnya diberikan dalam bentuk serum atau pelembab untuk mengatasi masalah kulit wajah.
2. Pakai Tabir Surya
Paparan sinar matahari dapat mempengaruhi kesehatan kulit dan menyebabkan iritasi, jerawat dan kulit kering serta hiperpigmentasi. Hal ini karena sinar matahari dapat merangsang produksi melanin yang berlebihan pada kulit.
Melanin yang berlebihan dapat menyebabkan bintik hitam pada kulit dan membuatnya lebih sulit untuk diobati. Oleh karena itu, penggunaan tabir surya sangat penting dan meminimalkan dan melindungi kulit akibat sinar UV matahari.
3. Melakukan Perawatan ke Dokter Spesialis Kulit
Hiperpigmentasi yang sudah ada sejak lama akan cenderung sulit untuk dihilangkan atau memakan waktu lama jika diatasi dengan produk perawatan kulit tertentu. Untuk itu, anda bisa menggunakan perawatan dari dokter spesialis kulit seperti melakukan laser dan chemical peeling.
Dikutip dari Situs Cosmopolitan perawatan dermatologis seperti laser dapat digunakan, laser bekerja dengan cara memecah pigmen kulit, meningkatkan regenerasi kolagen dan mengencangkan elastisitas kulit wajah. Namun, perlu diingat bahwa perawatan laser maupun chemical peeling terlebih dahulu membuat kulit di wajah menjadi merah dan lebih sensitif.
Penting juga untuk memperhatikan penggunaan skin care yang mengandung vitamin C, lalu ditambahkan penggunaan tabir surya secara tepat untuk menghindari wajah dari kotoran dan debu dalam waktu yang lama. Tetapi menjadi catatan juga untuk Anda bahwa penggunaan vitamin C tidak akan serta-merta membuat kulit menjadi putih. Melainkan, vitamin C hanya membantu merawat kulit supaya tetap terlihat cerah.
4. Menggunakan Bahan Alami
Selain ketiga cara diatas, untuk dapat mengatasi dan menghindari hiperpigmentasi pada kulit, Anda bisa menggunakan berbagai bahan alami dibandingkan memilih bahan kimia. Beberapa bahan alami seperti rutin mengonsumsi teh hijau dan mengoleskan aloe vera di kulit dapat mencegah gejala hiperpigmentasi dan membantu mencerahkan kulit.
5. Menggunakan Cuka Apel
Cuka apel juga dianggap dapat menghilangkan hiperpigmentasi pada kulit. Caranya adalah dengan mencampurkan cuka apel dengan air dalam sebuah wadah. Kemudian, oleskan campuran tersebut ke bagian-bagian kulit yang mengalami hiperpigmentasi dan biarkan selama dua sampai tiga menit. Setelah itu, bersihkan dengan air hangat untuk memberikan efek mencerahkan kulit.
6. Gunakan Produk Kecantikan yang Mengandung Susu
Susu sejak lama diakui memiliki efek mencerahkan kulit karena mengandung asam laktat. Anda dapat menggunakan susu dengan merendam kapas ke dalamnya. Selanjutnya, gosok kapas tersebut pada area kulit yang mengalami hiperpigmentasi dua kali sehari. Lakukan secara teratur.
Pencegahan Hiperpigmentasi
Mencegah hiperpigmentasi adalah langkah penting untuk menjaga kesehatan dan penampilan kulit. Berikut beberapa cara efektif untuk mencegah hiperpigmentasi:
-
Menggunakan Tabir Surya: Salah satu cara paling efektif untuk melindungi kulit dari paparan sinar matahari adalah dengan rutin menggunakan tabir surya dengan SPF yang cukup. Tabir surya membantu melindungi kulit dari sinar UV yang dapat merangsang produksi melanin berlebihan.
-
Menghindari Paparan Sinar Matahari Langsung: Usahakan untuk menghindari paparan sinar matahari langsung, terutama pada siang hari ketika sinar matahari paling kuat. Jika harus beraktivitas di luar ruangan, gunakan pelindung seperti topi, kacamata hitam, dan pakaian yang menutupi kulit.
-
Menggunakan Produk Skincare dengan Bahan Aktif: Produk skincare yang mengandung bahan aktif seperti vitamin C dan niacinamide dapat membantu mencegah hiperpigmentasi. Vitamin C dikenal karena kemampuannya mencerahkan kulit dan mengurangi produksi melanin, sementara niacinamide membantu memperbaiki tekstur kulit dan mengurangi peradangan.
-
Menghindari Obat-obatan yang Menyebabkan Hiperpigmentasi: Beberapa obat-obatan, seperti obat antimalaria dan antidepresan trisiklik, dapat menyebabkan hiperpigmentasi sebagai efek samping. Konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan obat-obatan ini untuk mengetahui risiko dan alternatif yang lebih aman.
-
Menggunakan Krim atau Salep dengan Bahan Aktif: Krim atau salep yang mengandung bahan aktif seperti hidrokuinon atau retinoid dapat membantu mencegah dan mengatasi hiperpigmentasi. Hidrokuinon bekerja dengan menghambat produksi melanin, sementara retinoid membantu mempercepat regenerasi sel kulit.
Dengan mengikuti langkah-langkah pencegahan ini, Anda dapat menjaga kulit tetap sehat dan mencegah munculnya hiperpigmentasi yang dapat mengganggu penampilan.
Kapan Hiperpigmentasi Harus Diperiksa ke Dokter?
Jika Anda mengalami hasil diagnosis hiperpigmentasi seperti bercak gelap pada kulit yang disertai dengan gejala-gejala seperti:
- kemerahan,
- sensasi panas saat disentuh,
- gatal,
- nyeri, atau
- keluarnya darah atau nanah,
segeralah berkonsultasi dengan dokter spesialis kulit. Gejala-gejala ini bisa menandakan kondisi yang memerlukan perhatian medis segera untuk mendapatkan diagnosis hiperpigmentasi yang tepat dan penanganan yang efektif.
Demikian penjelasan mengenai hiperpigmentasi, penyebab serta cara mengatasinya. Walaupun hiperpigmentasi ini tidak berbahaya, akan tetapi sebaiknya anda perlu melakukan tindakan pencegahan hiperpigmentasi, seperti selalu mengoleskan sunscreen dengan minimal SPF 30 sebelum beraktivitas di luar rumah.
Selain itu, anda juga bisa melakukan perawatan di Plasthetic Clinic. Plasthetic Clinic menyediakan perawatan treatment laser yang dapat mengatasi permasalahan kulit anda dan tentunya mengatasi hiperpigmentasi pada kulit anda. So, Tunggu apalagi? Kunjungi Plasthetic Clinic Cabang Bendungan Hilir Sekarang!
Di Review oleh: