Hypertrophic Scar merupakan bekas luka yang muncul dan menonjol dari permukaan kulit. Meski sekilas terlihat dengan keloid, kedua bekas luka tersebut sangat berbeda. Untuk mengetahui perbedaannya, berikut ulasannya.
Table of Contents
ToggleApa Itu Hypertrophic Scar?
Hypertrophic scar adalah hasil dari proses penyembuhan luka dan terjadi ketika jaringan tubuh rusak karena cedera fisik. Hypertrophic scar (HTS) dan keloid adalah proses jaringan parut yang tidak wajar yang disebabkan oleh respon abnormal terhadap trauma. Keduanya terasa gatal dan nyeri serta dapat menyebabkan masalah fungsional dan estetika.
Hypertrophic scar didefinisikan sebagai bekas luka yang timbul tidak lebih dari 4 mm di atas permukaan kulit, berwarna kemerahan atau merah muda, gatal saat disentuh, tidak meluas ke jaringan sekitarnya, dan tidak melampaui batasnya. Luka aslinya biasanya sembuh dengan sendirinya. Sebaliknya, keloid terus tumbuh, tidak berkurang ukurannya, dan menyebar ke jaringan lain di sekitarnya. Bekas luka keloid memiliki permukaan yang keras, agak lunak, mengkilap yang naik 4 mm atau lebih di atas permukaan kulit.
Keloids and hypertrophic scars memang tampak terlihat mirip, tetapi lebih ringan dan tidak tumbuh melampaui tepi luka awal. Baik Hypertrophic scar maupun keloid tidak berbahaya dan mengancam jiwa. Namun, keduanya terasa gatal dan nyeri, dan keluhan yang lebih umum adalah estetika.
Apa Penyebab Hypertrophic Scar?
Berikut ini adalah penyebab yang bisa menyebabkan Hypertrophic scar, simak selengkapnya.
1. Iritasi Kimia
Hypertrophic scar biasanya disebabkan oleh trauma fisik atau iritasi kimia, bukan genetik. Oleh karena itu, kondisi ini bisa terjadi pada siapa saja. Trauma fisik biasanya disebabkan oleh peradangan atau infeksi yang menyebabkan kulit memproduksi kolagen secara berlebihan. Iritasi kimia biasanya berasal dari kosmetik yang terlalu keras dan produk perawatan pribadi lainnya.
2. Trauma Fisik
Trauma fisik merupakan salah satu penyebab yang dapat menimbulkan hypertrophic scar ya, teman plasthetic. Hal ini disebabkan karena kondisi imun dalam tubuh yang melemah serta mengakibatkan respon abnormal terhadap trauma.
3. Peradangan
Selain disebabkan oleh iritasi kimia dan trauma fisik, hypertropic scar tersebut juga dapat disebabkan oleh peradangan. Peradangan yang terjadi akibat bekas luka yang tak kunjung sembuh ataupun keadaan nya lainya dapat membuat munculnya hypertropic scar ini.
Apa Saja Ciri-ciri dari Hypertrophic Scar?
Setelah mengetahui hal apa saja yang dapat menyebabkan terjadinya hypertrophic scar, lantas apa saja ciri-ciri dari hypertrophic scar? Simak penjelasannya di bawah ini.
1. Lokasi munculnya
Hypertrophic scar atau jaringan parut hipertrofik dapat muncul di area tubuh yang rusak. Hypertrophic scar adalah bekas luka yang biasanya muncul di bagian tubuh tertentu, seperti bahu, lengan atas, belakang telinga, dan pipi.
2. Pertumbuhan
Hypertrophic scar termasuk bekas luka yang dapat hilang dengan sendirinya seiring waktu. Bekas luka hipertrofik biasanya muncul di kulit dalam waktu satu bulan setelah luka mulai mengering.
Baca Juga: 5 Ciri Wajah Kekurangan Kolagen dan Cara Mengatasinya
3. Ukuran
Hypertrophic scar biasanya muncul tidak lebih dari 4 mm di atas kulit. Keloid adalah bekas luka yang menonjol empat milimeter atau lebih dari permukaan kulit.
4. Warna
Hypertrophic scar biasanya tampak merah atau merah muda. Sedangkan Keloid, di sisi lain, biasanya tumbuh dalam rentang warna merah muda hingga ungu.
Apa Perbedaan Hypertrophic Scar dan Atrophic Scar?
Bekas luka atrofik (Atrophic scar) merujuk pada bekas luka yang umumnya tipis, memiliki tinggi yang sama dengan kulit, atau bahkan cenderung berbentuk cekungan, tampak seakan ‘tercetak’ ke dalam kulit. Kondisi ini disebabkan oleh kerusakan atau kehilangan kolagen, protein yang seharusnya berperan dalam penyembuhan kulit untuk memberikan penampilan yang rata. Meskipun dapat terjadi pada berbagai jenis luka, bekas luka atropik paling sering terjadi setelah seseorang mengalami jerawat.
Sebaliknya, bekas luka hipertrofik ditandai dengan peningkatan tinggi bekas luka, seperti benjolan ringan di atasnya. Hal ini disebabkan oleh respons berlebihan tubuh dalam memproduksi kolagen sebagai upaya untuk memperbaiki luka, yang pada akhirnya menyebabkan bekas luka menjadi lebih menonjol. Secara umum, kebanyakan kasus bekas luka hipertropik akan sembuh dengan sendirinya.
Bagaimana Cara Mengobati Hypertrophic Scar?
Berikut ini Plasthetic Clinic sudah merangkum cara yang dapat anda lakukan untuk menghilangkan Hypertrophic scar ya, teman Plasthetic!
Hypertrophic scar termasuk bekas luka yang dapat hilang dengan sendirinya. Namun, ada beberapa perawatan yang dapat membantu mempercepatnya, termasuk suntikan kortikosteroid, laser, gel silikon, dan penggunaan krim dan minyak.
Selain itu, Hypertrophic scar dapat diobati dengan pembalut tekanan. Teknik ini dilakukan dengan menerapkan perban elastis bertekanan tinggi pada bekas luka. Hal ini dimaksudkan untuk membatasi aliran darah, oksigen, dan nutrisi ke luka, yang dapat mengurangi produksi kolagen.
Rekomendasi Perawatan Hypertrophic Scar
Teman Plasthetic, untuk dapat mengatasi hypertrophic scar ini tentunya ada beberapa treatment yang dapat membantu anda, lho. Untuk itu, kali ini Plasthetic Clinic akan merekomendasikan perawatan yang dapat anda dapatkan, yuk simak selengkapnya.
1. Laser CO2
Laser CO2 merupakan bagian pada prosedur laser resurfacing yang digunakan untuk dapat mengurangi muncul kerutan serta bekas luka. Kemudian, laser resurfacing juga banyak digunakan untuk meratakan warna kulit (pigmentasi), mengencangkan kulit, serta menghapus lesi, baik yang jinak (non-kanker) maupun pada yang ganas.
2. Suntik Flamicort
Suntik Flamicort ini dapat digunakan untuk mengatasi masalah alergi, peradangan pada kulit, serta sebagai terapi tambahan terhadap penyakit radang sendi. Suntik flamicort ini pun tidak boleh dilakukan sembarangan, pada treatment suntik ini harus dilakukan oleh dokter Spesialis Kulit & Kelamin yang memang sudah paham mengenai hal tersebut ya, teman Plasthetic!
Baca Juga: Cara Mengecilkan Betis dan Paha dengan Aman
3. Silikon Gel dan Silikon Sheet
Untuk perawatan sehari-hari pada hypertrophic scar ini biasanya dokter menyarankan untuk menggunakan silikon gel dan silikon sheet. Silikon gel dan silikon sheet adalah pengobatan yang relatif baru yang telah disebut-sebut sebagai alternatif untuk lembaran gel silikon. Tiga puluh pasien dengan berbagai jenis bekas luka, termasuk bekas luka superfisial, bekas luka hipertrofik, dan keloid, dirawat dengan gel silikon. Hasil gel silikon dan gel sheet ini dapat cukup memuaskan.
Silikon gel dan silikon sheet ini adalah pengobatan yang aman dan efektif untuk bekas luka hypertrophic scar dan keloid. Mudah diaplikasikan dan dapat diterima secara kosmetik.Nah, itu dia penjelasan mengenai hypertrophic scar ya, teman Plasthetic! Sebelum melakukan tindakan yang sudah dijelaskan di atas, sebaiknya anda harus berkonsultasi terlebih dahulu ya dengan dokter spesialis kulit dan kelamin (dr. spkk). Plasthetic Clinic merupakan solusi yang tepat tentunya untuk anda untuk berkonsultasi dengan dokter, yuk dapatkan hasil yang maksimal untuk treatment ini dengan mendatangi Plasthetic Clinic sekarang juga, yah!
Di Review Oleh: